Guideku.com - Dari bermacam seni ukir yang tumbuh mengiringi peradaban manusia, Fruit Carving atau seni mengukir buah merupakan salah satu jenis seni ukir yang memiliki sejarah menarik. Di Thailand, seni ukir buah ini disebut 'Kae Sa Luk'.
Konon, Kae Sa Luk tumbuh ratusan tahun lalu, yakni sekitar abad ke 14 pada masa Dinasti Sukhothai.
Dahulu, tradisi ini ditampilkan di dalam upacara keluarga kerajaan. Buah-buah tersebut diukir dan dihias sedemikian rupa agar terlihat menarik sebelum disantap.
Baca Juga: Pulau Cincin di Danau Loktak Ini Bisa Bergerak, Mengapa?
Hari ini, tradisi Kae Sa Luk dikenal masyarakat Thailand secara luas berkat Festival Loy Krathong yang digalakkan secara turun temurun.
Festival tahunan yang diadakan setiap bulan November ini diadakan untuk menghormati roh-roh yang menghuni sungai. Saat festival ini dimulai, lentera-lentera dialirkan di atas permukaan sungai.
Baca Juga: Cantiknya Sungai Lima Warna, Cano Cristales di Kolombia
Konon dahulu, salah seorang pelayan raja menghias lentera ini dengan semangka yang diukir bak bunga.
Raja yang terkesan kemudian meminta semua wanita di Thailand mempelajari teknik seni ukir buah tersebut.
Sang raja bahkan meminta seni ukir buah Kae Sa Luk masuk dalam kurikulum sekolah dasar.
Baca Juga: Traveler Wajib Coba, Kakek 94 Tahun Ngga Pernah Flu Gara-gara ini
Untuk membuat ukiran buah, kita sangat disarankan menggunakan buah dan sayuran berbentuk bulat macam semangka, tomat, labu, buah naga, dan melon.
Bermacam ukiran pun dapat dikreasikan dari bentuk kelopak bunga, motif bebas hingga menyerupai penampakan hewan.
Baca Juga: Liburan ke Selandia Baru, Harus Beri Password Pribadi Ponsel
Untuk menghasilkan ukiran dengan detail yang baik, kita harus memiliki alat ukir macam cutter, pisau bergerigi dan pisau ukir.
Di Thailand, seni ukir buah, Kae Sa Luk menjelma tradisi yang selalu dilestarikan. Setiap tahunnya, kompetisi Kae Sa Luk selalu digelar.