Guideku.com - Miniatur pesawat tempur Cina bergelantungan di langit-langit restoran.
Di sudut ruangan, terpampang replika senapan mesin dan wallpaper pulau dengan tulisan 'Kepulauan Diaoyu masih di wilayah Cina.''
Meja makan restoran ini didesain menyerupai Liaoning, kapal induk buatan Ukraina yang kini jadi pusat Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat.
Baca Juga: Baru Diresmikan, Guiding Block Penuntun Tunanetra di Yogyakarta Dicuri
Tak kalah unik, mangkuk hot pot di restoran ini dikirimkan bak jet tempur yang terbang, bergelantungan menggunakan sistem konveyor menuju tempat memasak.
Bukan tanpa sebab segala keunikan ini dijajakan di Restoran Diaoyu Islands Malatang Noodle Shop. Pemiliknya, pasangan suami istri, Zhang Yan Chun Zi dan Lu He, sengaja memanfaatkan konflik sengit di sekitar kepulauan Sankaku, di perairan timur Cina, yang diperebutkan Cina dan Jepang.
Kedua negara ini sama-sama mengaku sebagai pemilik sah pulau tak bertuan tersebut.
Baca Juga: Kisah Pramugari Layani Jokowi, 'Baru Pertama Kali Pejabat Lakukan Ini'
Latar belakang ini yang kemudian coba diimplikasikan Zhang dan Lu di restoran Diaoyu Islands Malatang Noodle Shop.
Meski demikian, dalam laporan yang diterbitkan Vice, Zhang dan Lu mengaku tidak bermaksud memproyeksikan sentimen anti-Jepang di restoran mereka.
Mereka tetap menerima kehadiran orang-orang Jepang yang hendak mencicipi menu-menu unik macam peluru meriam dan pisang goreng granat yang disajikan restoran idealis ini.
Baca Juga: Dijodohkan dengan Dul, 6 Potret Aaliyah Massaid Liburan Ini Sihir Netizen