Guideku.com - Indonesia terkenal dengan aneka jajanan tradisionalnya yang beragam dan memiliki cita rasa lezat.
Tak heran, ketika bulan Ramadan tiba, mudah kita menemukan varian jajanan tradisional dijajakan sebagai menu takjil di bermacam stan kuliner di berbagai daerah.
Guideku.com mencatat 5 jajanan takjil di berbagai daerah di Indonesia yang bisa kamu jadikan alternatif kuliner berbuka puasa berikut. Apa saja?
Baca Juga: CEK FAKTA: Ada Produk Daging Babi tapi Halal di Bulan Ramadan
Bolu peca khas Sulawesi Selatan
Bolu peca, kue tradisional khas Sulawesi Selatan ini memiliki tekstur serupa sponge cake.
Baca Juga: 37 Lokasi Pasar Ramadan 2019 di Jakarta, Murah Meriah
Masyarakat setempat biasa menyajikannya bersama kuah gula merah.
Cita rasanya nan lezat dan lumer di lidah sangat nikmat dijajakan saat berbuka puasa.
Kenikmatan bolu peca kian lengkap kala dihidangkan bersama segelas teh tawar hangat.
Baca Juga: Negara dengan Durasi Puasa Terlama dan Tersingkat saat Ramadan 2019
Bubur Hintalu Karuang khas Kalimantan Selatan
Bubur hintalu karuang kerap jadi menu andalan masyarakat Banjarmasin saat berbuka puasa.
Adonan tepung yang dibulatkan, kemudian disiram saus santan dan gula merah sekilas mudah mengingatkan kita pada bubur candil dan bubur biji salak. Hmmm yummy!
Kue putri mandi khas Riau
Kue Putri Mandi memiliki penampakan yang nyaris mirip dengan kue koci namun keduanya disajikan secara berbeda.
Di Riau, masyarakat setempat juga kerap menyebut jajanan tradisional ini sebagai Kue Buah Inai.
Kue Putri Mandi dibuat dari gumpalan adonan tepung ketan yang diisi gula merah.
Tepung ketan itu disajikan dalam beragam warna, lantas disiram kuah santan.
Nggak heran ya, kue ini begitu menggoda dan kerap jadi santapan buruan para pencari takjil kala bulan Ramadan.
Petulo khas Banyuwangi
Petulo, jajanan tradisional berkuah ini memiliki bahan dan cita rasa yang mirip dengan Putu Mayang.
Kala bulan Ramadhan, Petulo merupakan salah satu jajanan takjil yang jadi primadona di kawasan Banyuwangi, Jawa Timur.
Petulo yang terbuat dari tepung beras, diuleni hingga kalis, lantas dicampurkan beragam pewarna makanan, macam warna hijau, pink dan putih.
Saat telah siap, adonan tepung Petulo kemudian dicetak melalui alat khusus.
Cetakan tersebut membuat Petulo tampak seperti cikal kerupuk yang masih basah, atau kelindan spaghetti aneka warna.
Setelah berbentuk mie, adonan tersebut dikukus selama 15 menit.
Petulo kemudian disajikan sembari disiram kuah atau yang oleh masyarakat setempat disebut juruh yang terbuat dari santan dan gula merah.
Bubur Sumsum, nyaris ada di seluruh Indonesia
Siapa yang tidak kenal dengan jajanan tradisional ini? hidangan sederhana dengan cita rasa yang melekat di hati.
Tak heran, semangkuk sagu mutiara dan sumsum lembut nan menggugah lidah ini begitu mudah ditemukan di banyak tempat di Indonesia. Dan tentu saja di berbagai stan kuliner penjaja takjil Ramadan.