Belum Banyak yang Tahu, Ini Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo

Bukan sekadar penginapan nyaman, hotel ini juga kaya akan sejarah dan budaya, lho!

Dany Garjito | Amertiya Saraswati
Rabu, 29 Agustus 2018 | 18:30 WIB
Hotel Royal Ambarrukmo (guideku.com/Arendya)

Hotel Royal Ambarrukmo (guideku.com/Arendya)

Guideku.com - Selain berkesempatan untuk melakukan tur sehari di Hotel Royal Ambarrukmo, kami dari Guideku.com juga sempat mendengar sejarah panjang di balik berdirinya hotel ini.

Bukan main-main, rupanya bangunan hotel yang kami kunjungi ini sudah ada sejak masa revolusi dulu. Bangunannya merupakan bekas bangunan Jepang, yang membuat hotel ini lebih kokoh dan tahan terhadap gempa.

BACA JUGA: Tenggelam dalam Nuansa Nyaman di Royal Ambarrukmo Yogyakarta

Baca Juga: Begini Cara Dapat Tiket Murah, Cukup Pakai Google Flight

Didirikan pada 1964, hotel ini rupanya dibangun bersamaan dengan Hotel Indonesia di Jakarta, Hotel Inna Samudra Beach di Pelabuhan Ratu, dan Hotel Bali Beach di Sanur atas perintah Ir. Soekarno.

Fasilitas swimming pool di Royal Ambarrukmo. (Guideku.com/Arendya)
Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (Guideku.com/Arendya)

Sebagai peninggalan sejarah, maka eksterior hotel ini dilarang keras untuk diubah-ubah. Renovasi hanya dilakukan pada bagian dalamnya saja.

Maka, jangan heran jika kamu melihat penampilan luar Hotel Royal Ambarrukmo yang seolah memancarkan kesan kuno. Hal ini dilakukan untuk melindungi dan mempertahankan peninggalan sejarah bangsa.

Baca Juga: Menikmati Pantai Widodaren, Surga Tersembunyi di Jogja

Di dalam hotel ini sendiri, kamu bisa melihat beberapa karya seni yang merupakan peninggalan dari tahun 1964.

Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)
Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)

Yang pertama, ada relief raksasa berjudul ''Untung Rugi di Merapi'' di lobi depan. Relief ini merupakan karya Harijadi dan timnya dari Studio Sela Binangun.

Dari relief ini, kamu bisa melihat kehidupan masyarakat lereng Merapi di zaman pemerintahan Soekarno dulu. Bahkan, kamu bisa melihat ukiran puisi yang ditujukan untuk presiden pertama Indonesia ini di relief tersebut, lho.

Baca Juga: Omah Dhuwur Restaurant Review, Tempat Makan ala Ningrat di Jogja

Karya seni mozaik di Royal Ambarrukmo. (Guideku.com/Arendya)
Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (Guideku.com/Arendya)

Berikutnya, ada karya seni berupa mosaik yang ada di lantai 8 dan sayap kiri lobi lantai 1. Kali ini, seniman yang berpartisipasi membuat karya mosaik tersebut adalah J. Soedhiono beserta timnya.

Mosaik di lantai 8 memiliki nama ''Kehidupan Masyarakat Yogyakarta'', sementara yang terletak di lantai 1 bertajuk ''Kehidupan Masyarakat Jawa tengah''.

Nggak main-main, mosaik ini dibuat dari 15 warna keramik yang dipecahkan dan disusun satu-persatu.

Baca Juga: 5 Spot Foto Pre-Wedding Paling Romantis di Jogja

Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)
Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)

Peninggalan lainnya dari tahun 1960-an adalah patung-patung perunggu yang tersebar di sekeliling area taman dan kolam renang.

Ternyata, pembuat patung-patung ini adalah orang yang sama dengan pembuat ''Patung Selamat Datang'' di Jakarta.

Bisa dibilang, kondisi patung-patung perunggu tersebut masih baik dan terpajang dengan apik. Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta memang berusaha untuk memastikan agar setiap peninggalan sejarah yang ada terawat dengan baik.

Eits, tapi ini belum semuanya!

Mundur sejenak dari tahun 1960-an, kamu harus tahu kalau sebelumnya kompleks Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta ini adalah sebuah Pesanggrahan bagi penghuni Keraton Yogyakarta.

Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)
Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)

Awalnya, pesanggrahan ini dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono V, sebelum akhirnya dilakukan perbaikan dan dijadikan rumah Sultan Hamengkubuwono VII hingga wafat.

Tempat ini juga difungsikan untuk menjamu tamu-tamu Sultan HB di zaman dulu.

Sekarang, bangunan Pesanggrahan Ambarrukmo ini memang sudah tidak sepenuhnya utuh.

Bagian gandok kiwa (sebelah kiri) telah dijadikan hotel pada tahun 60-an, sedangkan bagian gandok tengen (kanan) masih ada sebagian.

Namun, untungnya bagian Bale Kambang dan Pendapa milik Keraton Yogyakarta ini masih kokoh bertahan dan sekarang difungsikan sebagai heritage site dari Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta.

Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)
Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)

Bale Kambang sendiri adalah area mandi bagi anggota kerajaan, mirip seperti Taman Sari di Yogyakarta. Di sini, kamu masih bisa melihat birunya air yang memenuhi area pemandian meski saat ini tempat tersebut sudah tidak digunakan.

Kemudian, memasuki bagian Pendapa, kamu bisa melihat area Gadri atau ruang makan bagi keluarga Keraton. Barulah setelahnya kamu bisa mengintip Ndalem Ageng yang saat ini dimanfaatkan sebagai museum keris, batik, dan wayang.

Tidak hanya itu, di dalam Ndalem Ageng ini kamu bisa bertemu juru kunci yang bertugas menjaganya serta melihat replika dari lukisan Sultan Hamengkubuwono seperti yang ada di Keraton.

Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)
Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)

Nah, kalau bagian gandok tengen sendiri dulu digunakan oleh putri-putri raja atau tamu wanita Sultan Hamengkubuwono.

Namun, saat ini, bagian tersebut digunakan sebagai ruang spa bagi kamu yang ingin merasakan sensasi jadi putri keraton sehari.

BACA JUGA: Merasakan Sensasi Perawatan ala Putri Keraton di Nurkadhatyan Spa

Peninggalan dari zaman Keraton Yogyakarta bukan cuma itu saja, guys.

Masih ada pendapa di bagian depan yang kini digunakan sebagai tempat untuk melestarikan budaya seperti kegiatan komunitas suling bambu, tari jawa, membatik, hingga jemparingan atau seni panahan khas Jawa dari abad ke-18.

Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)
Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo (instagram.com/royalambarrukmo)

 

Oh ya, selain gandok tengen, Bale Kambang, dan area pendapa, kebun yang berada di sebelah kolam renang Hotel Royal Ambarrukmo juga merupakan peninggalan Keraton.

Pohon-pohon di kebun ini sudah berusia ratusan tahun, dan yang paling tua adalah pohon kelengkeng yang terletak cukup dekat dengan kolam renang.

Terakhir, buat kalian yang penasaran apa arti di balik nama Ambarrukmo itu sendiri, Guideku.com akan memberimu bocoran, nih.

Nama Ambarrukmo sudah ada sejak abad 18, dengan ''ambar'' berarti wangi dan ''rukmo'' berarti emas. Nama ini diambil dari salah satu nama pilar yang ada di Keraton Yogyakarta itu sendiri.

Bagaimana? Cukup panjang juga kan sejarah di balik Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta ini?

Berita Terkait TERKINI
Jakarta menawarkan berbagai pilihan staycation menarik yang bisa memberikan pengalaman istimewa saat menikmati libur Nat...
stay | 20:01 WIB
Bagi kamu yang ingin mencari pengalaman liburan santai dan dekat dengan alam, tampaknya Garut bisa menjadi pilihan sempu...
stay | 15:37 WIB
Film bergenre action kriminal berjudul The Courier akan menghiasi layar kaca malam ini, Selasa (19/12/2023) pukul 23.00 ...
stay | 13:30 WIB
Tidak ada salahnya menikmati libur Natal dan Tahun Baru yang berkesan, ketahui ini adalah tempat staycation terbaik di B...
stay | 13:14 WIB
Bagi yang berencana merayakan tahun baru di Garut, Guideku.com telah merangkum 3 tempat staycation yang cocok untuk meng...
stay | 13:29 WIB
Saat libur Natal dan Tahun Baru, sejumlah tempat staycation di Bandung, Jawa Barat mungkin akan cocok untuk dikunjungi....
stay | 13:18 WIB
Sumedang merupakan suatu daerah di Jawa Barat, tentunya bisa menjadi pilihan kamu untuk staycation guna menikmati momen ...
stay | 09:04 WIB
Kamu bisa mencoba untuk staycation di hotel saat libur Natal 2023, dan Tahun Baru 2024 jika bosan liburan ke tempat wisa...
stay | 08:46 WIB
Hotel murah di jogja ini dapat menjadi pilihan untuk ditempati saat liburan akhir tahun, bikin kantong aman....
stay | 10:32 WIB
Berbagai pilihan villa tersedia di Bogor, mulai dari yang terpencil atau di pinggir jalan dengan harga murah sampai pali...
stay | 10:49 WIB
Tampilkan lebih banyak