Guideku.com - Membahas soal batik, tak heran jika pikiran kita langsung tertuju ke Indonesia, khususnya Yogyakarta, yang memang terkenal sebagai sentra batik. Hal ini juga telah dibuktikan oleh predikat ''kota batik dunia'' yang diterima Yogya dari WCC (World Craft Council) pada tahun 2014 lalu.
Meski begitu, tahukah kamu bahwa seni membatik tidak hanya dikenal di Indonesia semata? Bagi kamu yang sudah main-main ke Jogja International Batik Bienalle 2018, fakta ini pasti sudah kamu ketahui.
Baca Juga: Kepingan Surga, Ini 4 Air Terjun nan Meneduhkan di Aceh
Teknik membatik ternyata bukan dari Indonesia, lho!
Sesuai namanya, festival batik JIBB 2018 ini memiliki kata ''International'' di dalamnya.
Hal ini menunjukkan bahwa seni batik yang dipamerkan bukan hanya buatan seniman Indonesia semata, melainkan juga hasil karya seniman-seniman asing.
Baca Juga: Dag Dig Dug, Mendarat di 5 Bandara Paling Berbahaya di Dunia
Teknik membatik sendiri telah berumur lebih dari 1.000 tahun lamanya. Dugaannya, teknik ini datang dari daerah Mesir Kuno.
Barulah pada masa Kerajaan Majapahit, teknik membuat batik masuk ke Indonesia. Nggak cuma Indonesia, teknik ini juga meluas ke negara-negara Asia lain seperti India, Cina, Sri Lanka, Thailand, dan Malaysia.
Maka, nggak heran kalau seniman asing pun dilibatkan dalam perhelatan ini.
Baca Juga: 5 Foto Liburan Michelle Ziudith yang Bikin Pria Gagal Fokus
Tadinya penggunaan batik terbatas, hanya untuk anggota keraton atau kerajaan
Batik juga merupakan pakaian yang tadinya hanya digunakan oleh keluarga kerajaan atau anggota keraton semata.
Baca Juga: Mencari Makna Hidup di Balik Lukisan Batik Eko Nugroho
Namun, seiring berjalannya waktu, batik pun mulai dikenal oleh warga dan diproduksi rakyat jelata. Pada akhirnya, batik pun menjadi bahan pakaian bagi segala kalangan di Indonesia.
Bukan cuma bahan pakaian, batik pun juga berkembang dalam hal teknik, proses, motif, dan filosofi di baliknya.
Pada akhirnya, batik pun menjadi salah satu bentuk media seni yang bisa bergerak mengikuti kemajuan zaman dan digunakan seniman untuk mengekspresikan isi hati mereka.
Selain tak lekang oleh waktu, seni batik terus berkembang baik di dalam maupun luar negeri
Sesuai dengan tema JIBB 2018 yang berbunyi ''Innovation for Sustainable Future'', event ini diadakan dengan harapan agar keberlangsungan seni membatik dapat terus terjaga.
Tidak cuma itu, salah satu bagian dari JIBB ini, yaitu pameran ''Batik dalam Seni Rupa Kontemporer'', digelar dalam rangka memperkenalkan aneka macam seni batik kontemporer di seluruh dunia.
Batik-batik ini tidak kalah menarik dan kreatifnya dengan batik karya seniman Indonesia, lho!
Jadi, walau berasal dari luar negeri, jangan anggap kalau kualitas batik-batik ini kalah dengan batik dari Indonesia.
Malahan, kita seharusnya bangga karena Yogya bisa mendapat gelar ''kota batik dunia'' dan bisa menarik perhatian para seniman asing.
Gimana? Kamu sudah sempat main-main ke JIBB 2018 ini dan mengenal sejarah batik di Indonesia maupun dunia belum?
Kalau belum, yuk buruan cus karena kamu tinggal punya dua hari tersisa untuk menikmatinya, lho!