Sedih, Penyelam Nangis di Dalam Laut saat Evakuasi Korban

Saat meyelami laut, air mata Agus keluar. Matanya basah meski mengenakan kaca mata menyelam.

Dany Garjito
Selasa, 06 November 2018 | 09:30 WIB
Sejumlah Tim AL Dislambair melakukan penyelaman untuk pencarian pesawat Lion Air (PK-LQP) JT610 Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang,Jawa Barat, Minggu (4/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)

Sejumlah Tim AL Dislambair melakukan penyelaman untuk pencarian pesawat Lion Air (PK-LQP) JT610 Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang,Jawa Barat, Minggu (4/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)

Guideku.com - Kisah penyelam menangis di dalam laut ini terjadi saat proses evakuasi korban dan pesawat Lion Air JT 610

Seperti dilansir Guideku.com dari Suara.com, nama penyelam tersebut adalah Agus Sulaiman (43), pria yang berasal dari Palembang.

Agus telah terlibat dalam proses pencarian dan evakuasi pesawat Lion Air dan korban penumpang kejadian naas tersebut sejak hari Selasa (31/10/2018).

Baca Juga: Pramugari Selingkuh dengan Pilot, Suaminya Malah Dapet 'Hadiah'

Bersama tim SAR gabungan, ia ikut menyelam di perairan Karawang, Jawa Barat untuk menemukan serpihan pesawat, para korban, bahkan harapan.  

Sejumlah Tim SAR gabungan melakukan pencarian pesawat Lion Air (PK-LQP) JT610 Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang,Jawa Barat, Minggu (4/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Sejumlah Tim SAR gabungan melakukan pencarian pesawat Lion Air (PK-LQP) JT610 Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang,Jawa Barat, Minggu (4/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)

 

Dalamnya perairan laut utara Pulau Jawa, tak membuat dirinya surut. Baginya, mencari para korban merupakan pengabdian.

Baca Juga: Minum Air Seni Unta Jadi Tradisi Menahun di Yaman, Amankah?

Saat menyelami laut, air mata Agus keluar. Matanya basah meski mengenakan kaca mata menyelam. Hatinya berlinang manakala menemukan anggota tubuh manusia di dasar laut.

Sebagai manusia, perasaan Agus bercampur aduk. Tak ada batas-batas yang mengekang tubuh Agus untuk leluasa mencari puing-puing pesawat dan korban penumpang pesat Lion Air JT 610.

Pekerjaannya sebagai kontraktor di Palembang Agus tinggalkan untuk sementara waktu. Demi ditemukannya jenazah para penumpang pesawat, demi ditemukannya bongkahan badan pesawat, dan demi ditemukannya rasa kemanusiaan yang tak pernah mengenal batas.

Baca Juga: Syachrul Anto dan Penyelam Ini Meninggal saat Bertugas, Real Hero

Lokasi Lion Air jatuh. (Suara.com/Walda)
Lokasi Lion Air jatuh. (Suara.com/Walda)

 

Berikut wawancara Suara.com dengan Agus mengenai proses evakuasi pencarian pesawat dan korban kecelakaan naas tersebut.

Bisa diceritakan, kenapa Anda bisa sampai ikut proses pencarian dan evakuasi Lion Air JT 610?

Baca Juga: Dengan Cara Ini, Tim Evakuasi Korban Lion Air JT 610 Menebus Dosa

Saya terpanggil untuk melalukan proses evakuasi ini. Begitu saya dengar berita ini di televisi, saya nongkrong di depan televisi dan tidak bergerak. Saya memantau. Kebetulan domisili saya jauh, di Palembang.

Begitu sampai ke JICT Tanjung Priok, saya langsung patuh pada aturan induk yang berwenang melalui Basarnas.

Petugas kapal Baruna Jaya 1 memeriksa mesin turbin pesawat Lion Air JT 610  yang ditemukan oleh tim penyelam TNI AL Dislambair di daerah perairan Karawang, Jawa Barat, Sabtu (3/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Petugas kapal Baruna Jaya 1 memeriksa mesin turbin pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan oleh tim penyelam TNI AL Dislambair di daerah perairan Karawang, Jawa Barat, Sabtu (3/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)

 

Seperti apa proses evakuasi dari hari pertama?

Kita tetap sesuai komando dari Basarnas, kita tidak serta merta mentang-mentang bisa menyelam kita langsung nyemplung ke dasar laut. Tidak, kita juga punya SOP.

Seperti apa pengalaman selama menyelam bantu proses evakuasi?

Yang pasti secara pribadi maupun organisasi, turut berduka cita. Hal ini bukan yang kita semua inginkan. Tapi ini adalah satu kehendak di luar hal-hal dari diri kita. Ini adalah kehendak Tuhan. Kami turut berduka cita baik untuk korban pesawat JT 610 maupun sahabat kami, yang kemarin baru saja meninggal dunia.

Ini tidak bisa kita sebut sebagai pengalaman. Ini adalah bentuk pengabdian. Kami tidak mau menyebut ini adalah pengalaman. Yang namanya pengabdian, itu naluri yang berbicara. Jadi kita sedapat mungkin dalam melakukan penyelamatan, semua korban kita anggap sebagai saudara.

Sedapat mungkin, kita mengevakuasi saudara kita yang membutuhkan kondisi yang dilayakkan sesuai dengan agama dan kepercayaan para korban masing-masing. Kita tak memandang apa agama mereka, kita tidak bisa memilih dalam proses pencarian.

Semua korban sedapat mungkin kita cari. Bagi kami, semua korban sama seperti kita. Sama-sama manusia.

Sebanyak 31 kantong jenazah berisi potongan tubuh korban pesawat jatuh Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, tiba di Jakarta International Container Terminal (JICT) II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (4/11/2018). [Suara.com/Chyntia Sami Bhayangkara]
Sebanyak 31 kantong jenazah berisi potongan tubuh korban pesawat jatuh Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, tiba di Jakarta International Container Terminal (JICT) II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (4/11/2018). [Suara.com/Chyntia Sami Bhayangkara]

 

Perasaan Anda saat proses evakuasi di dasar laut...

Mungkin, kalau orang lain bisa menangis saat mendengar kabar tersebut. Saya menangis di dalam air saat menyelam.

Sumpah.

Begitu sampai di dasar laut, melihat kondisi di sana, aduh. Saya tidak bisa menggambarkan rasa itu. Saya melihat banyak sekali material pesawat. Kami tidak sporadis.

Kita tetap sesuai arahan. Apapun yang ada di depan pandangan, kita ambil. Kalau saya tidak bisa memainkan emosi, rasanya semua yang ada dihadapan saya, ingin saya bawa. Tapi kita memiliki keterbatasan. Waktu salah satunya.

Saya selalu memantau deep computer. Itu alat yang mengatur keselamatan kita. Kalau saya selalu membuat pengamanan untuk diri saya berlapis.

Ada yang manual, ada yang automatis, dan saya masih bawa cadangan dua alat lagi.

Kondisi di dasar laut di perairan Karawang seperti apa?

Kondisi pesawat Lion Air saja berhamburan. Bisa dibayangkan sendiri seperti apa kondisi korbannya.

Jadi kalau kita tidak bisa menguasai emosi diri sendiri, apapun ingin kita raih. Tapi jangan lupa, kita memiliki batas waktu saat melakukan penyelaman.

Petugas cargo membawa peti Jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 Chandra Kirana saat tiba diterminal cargo Bandara Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (3/11). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi]
Petugas cargo membawa peti Jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 Chandra Kirana saat tiba diterminal cargo Bandara Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (3/11). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi]

 

Ketika melihat atau menemukan bagian tubuh manusia prosedurnya seperti apa? Boleh langsung mengambil?

Ya langsung kita ambil. Tapi di atas sudah ada yang menunggu. Semua yang ada dihadapan kita, kita ambil. Semua yang ada dihadapan saya, baik itu serpihan pesawat atau bagian tubuh kita ambil.

Kita juga punya perhitungan. Kan semua berserakan, tidak berkumpul di satu tempat. Ada yang di antara puing-puing pesawat. Semua bagian penting. Puing-puing pesawat penting, tubuh manusia juga penting.

Kita tidak bisa mengabaikan hal itu. Puing tetap kita ambil mungkin untuk menjadi bahan evaluasi oleh pihak terkait. Pokoknya tugas kita mengangkat apa yang ada di dasar laut. Untuk bagian tubuh manusia, kita langsung angkat dan pisahkan.

Rasanya saat mengambil jenazah para korban itu seperti apa?

Saya tidak memikirkan persaan itu. Saya langsung angkat, yang penting diri kita itu ikhas. Ngapain kita memikirkan sesuatu saat mengangkat jenazah atau potongan organ manusia, toh waktu kita terbatas.

Tidak ada waktu untuk memikirkan sesuatu, mereka saudara kita, mereka manusia yang punya kewajiban untuk kita layakkan.

Tim DVI ungkap identitas korban Lion Air. (Suara.com/Yasir)
Tim DVI ungkap identitas korban Lion Air. (Suara.com/Yasir)

 

Ada perbedaan dari hari ke hari?

Sekarang ini, kita masih perlu waktu, karena di bawah laut itu luar biasa berhamburannya. Anda pasti sudah bisa membayangkan lah. Jumlah korban saja berapa? 189 korban. Sekarang saya beri contoh, jumlah penyelam yang menyelam itu kalau di taruh di pesawat itu cukup tidak?

Masih banyak sekali space yang kosong. Kalau kita duduk dalam pesawat, jumlah kita sekitar 30 orang. 30 orang di dalam pesawat itu berapa kursi? Kita anggap satu penyelam angkat satu kursi. Itu baru kursi.

Belum termasuk dinding pesawat, lampunya, material yang lainnya yang semuanya tidak dalam kondisi utuh. Potongan semua. Anda bisa bayangkan lah betapa berhamburannya.

Penyelam Agus Sulaiman. (Suara.com/Arga)
Penyelam Agus Sulaiman. (Suara.com/Arga)

 

Itu dalam kedalaman berapa meter?

Kalau saya di dalam kedalaman 22 sampai 23 meter. Rangenya 30 sampai 35 meter. Sebenarnya tergantung pasang surutnya air juga. Itu mempengaruhi.

Saya yakin, teman-teman penyelam yang lain pun mengalami hal yang sama. Saya yakin penyelam lainnya baik dari TNI, Polri, Basarnas dan lainnya juga menyelam dan mencari tanpa pandang bulu. Semua menyelam demi keikhasan.

Kami selalu selalu berdoa dan breafing sebelum menyelam. Sebelum menyelam, kita diingatkan bahwa keselamatan merupakan dasar. Itu selalu kita lakukan.

Saya tidak berharap perbuatan yang saya lakukan tercatat dengan tinta emas. Cukup hanya Tuhan dan saya yang megetahui. Jadi keikhasan kita itu, Insya Allah menjadi pahala bagi diri kita.

Insya Allah juga menjadi manfaat bagi keluarga korban dan juga untuk keselamatan penerbangan pesawat yang berikutnya. Jadi luas sekali, jadi saya bukan untuk cari prestasi, ini adalah panggilan jiwa.

SUARA.com/Yosea Arga Pramudita

Artikel ini sudah dimuat di SUARA.com dengan judul: Saya Menangis di Dalam Laut Melihat Kondisi Korban Lion Air

Berita Terkait TERKINI
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Destinasi wisata sekitaran samosir, pemandangan apik dan warga yang kental dengan budayanya...
travel | 21:07 WIB
Kota Bogor menawarkan berbagai tempat wisata yang sangat cocok untuk dijelajahi selama liburan Natal dan tahun baru bers...
travel | 14:19 WIB
Bandung memang terkenal memiliki udara yang sejuk, menjadi destinasi favorit bagi mereka yang mencari ketenangan sepanja...
travel | 14:10 WIB
Untuk pecinta alam, tigadestinasi wisata di Bogor ini mungkin bisa menjadi pilihan yang tepat karena memiliki keindahan ...
travel | 13:59 WIB
Tampilkan lebih banyak