Sebelum Tsunami Selat Sunda, Begini Kondisi Bawah Laut Gunung Anak Krakatau

Bebatuan ukuran gigantis mendiami lautan di sekitar Selat Sunda.

Tinwarotul Fatonah | Aditya Prasanda
Selasa, 25 Desember 2018 | 13:30 WIB
Gunung Anak Krakatau (Wikimedia Commons Dwi Pambudo)

Gunung Anak Krakatau (Wikimedia Commons Dwi Pambudo)

Guideku.com - Tsunami Selat Sunda yang meluluh lantahkan Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran, Sabtu (22/12) menyisakan duka yang mendalam.

Hingga tanggal 24 Desember pukul 17.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat jumlah korban jiwa sebanyak 373 orang meninggal dunia, 1.459 luka-luka dan 28 lainnya masih dinyatakan hilang.

Sejumlah ilmuwan mengingatkan untuk tetap waspada menyimak aktivitas Gunung Anak Krakatau yang belum stabil dan terus bergejolak.

Baca Juga: Mengenal 5 Tradisi Natal dan Asal-usulnya dari Seluruh Penjuru Dunia

Tak hanya itu, para ilmuwan juga mengkhawatirkan kemungkinan terburuk macam letusan gunung berapi di dalam laut yang dapat meningkatkan volume air dan menghasilkan gelombang tsunami menilik laman International Tsunami Information Center UNESCO.

Sementara itu, BNPB menduga penyebab tsunami yang tak diawali gempa tersebut akibat longsoran bebatuan di bawah laut yang terkena dampak peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Jurnalis Alvi Apriayandi pernah merekam keadaan bongkahan bebatuan berukuran besar di bawah laut di sekitar kawasan Gunung Anak Krakatau tersebut.

Baca Juga: Kekinian dan Mewah Abis, Ini 5 Gaya Liburan Clarissa Tanoesoedibjo

(Instagram Alvi KGS)
(Instagram Alvi KGS)

Kala itu, Alvi bersama tim DOES asuhan Erix Soekamti cs tengah menyisir lautan di sekitar Gunung Anak Krakatau.

Melalui postingan Instagramnya, pemilik akun alvi kgs ini memperlihatkan bagaimana batu-batu berukuran besar itu sangat mungkin memengaruhi volume air dan berdampak tsunami tatkala longsor terjadi di bawah laut.

''Sekali lagi saya berikan gambaran kumpulan foto setahun kemarin kami pernah memprofilkan alam bawah laut Gunung Krakatoa. Kalo batuan erupsinya yang ada difoto ini aja segede "GABAN" nyemplung dalam jumlah besar, sangat memungkinkan secara logika dapat menyebabkan gelombang tinggi dengan jarak ratusan mil tanpa harus diawali oleh gempa dari gunung aktif itu sendiri,'' tulis akun alvi kgs.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, 5 Hal Ini Wajib Kamu Lakukan Saat Datang Tsunami

(Instagram Alvi KGS)
(Instagram Alvi KGS)

Tampak dalam gambar yang dibagikan Alvi, bebatuan berukuran gigantis bekas letusan Gunung Krakatau tahun 1883 mendiami dasar laut Selat Sunda.

Longsoran di bawah laut dengan bebatuan berukuran raksasa ini kemudian menyebabkan volume air naik dan menjelma tsunami.

Baca Juga: Sedikit Seram, Begini Uniknya Terapi Pijat Gajah di Thailand

Berita Terkait TERKINI
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak