Guideku.com - Belum lama ini penyebab kecelakaan tragis pesawat yang terjadi di Nepal bulan Maret 2018 akhirnya diungkap ke publik.
Kecelakaan pesawat tipe Bombardier Q400 Turboprop milik maskapai Bangla Airlines tersebut tercatat menewaskan sekitar 51 orang.
Kecelakaan pesawat rute Dhaka-Kathmandu ini disebut sebagai kecelakaan pesawat terburuk selama 26 tahun terakhir dalam sejarah penerbangan Nepal.
Baca Juga: Tiket Pesawat Boleh Mahal, tapi 5 Biaya Lain saat Liburan Ini Jangan
Laporan Reuters menyebut penyebab kecelakaan ditenggarai kondisi emosional sang pilot, Captain Abid Sultan yang tidak stabil.
Saat tengah mengudara, Abid diketahui berada dalam kondisi stress dengan keadaan emosi yang tidak stabil paska dihujam kritikan dari koleganya sesama pilot yang mempertanyakan kemampuan Abid sebagai instruktur penerbangan.
Baca Juga: Tiket Pesawat Meroket, Ini 6 Trik Ampuh Dapatkan Harga Lebih Murah
Dari hasil rekaman audio, Captain Abid terdengar terus melontarkan kekecewaannya terhadap wanita tersebut.
Tak sanggup mengontrol kemudi pesawat yang diterbangkannya, Captain Abid mendarat terlalu rendah dan melenceng dari landasan pendaratan seharusnya di Bandara Kathmandu.
Pesawat tersebut akhirnya menghantam tanah dan memicu terjadinya kebakaran. Tercatat 51 orang meninggal dunia termasuk sang pilot dan kopilot.
Baca Juga: Gara-gara Potong Kue Ultah Gunakan Pedang, Ketua Ormas Ditahan Polisi
''Sang pilot tak sanggup melakukan manuver bersama pesawatnya. Kecelakaan tersebut juga disebabkan kelalaian pilot dan kopilot mengikuti SOP saat fase kritis terjadi,'' ungkap Buddhisagar Lamichhane, perwakilan Nepal Accident Investigation Commission yang menginvestigasi penyebab kecelakaan pesawat seperti dikutip Guideku.com dari Reuters.
Otoritas maskapai Bangla Airlines lantas merilis statemen resmi terkait hasil investigasi tersebut. Dalam statemennya, pihak maskapai membenarkan bahwa Captain Abid memiliki sejarah khusus dengan masalah depresi.
Bahkan ia tercatat pernah dikeluarkan dari Angkatan Udara Bangladesh pada tahun 1993 sebab depresi namun akhirnya dinyatakan layak terbang untuk penerbangan sipil.