Guideku.com - Belum lama ini seekor paus bungkuk ditemukan mati di tengah Hutan Amazon jauh dari habitat aslinya yakni laut.
Peristiwa ini tentunya cukup membuat para ahli di Brasil kebingunan ketika melihat kondisi paus bungkuk tersebut.
Dilansir Guideku.com dari laman Mirror, paus bungkuk setinggi 36 kaki ini ditemukan di tengah semak belukar Pulau Marajo tak jauh dari Sungai Amazon.
Baca Juga: Menyambangi Passiliran, Komplek Pemakaman Bayi di Toraja
Para ilmuwan percaya, mamalia tersebut mati di laut dan terbawa gelombang ke tengah hutan.
Kabar paus bungkuk terdampar di tengah hutan ini tentu menggemparkan banyak pihak .
Dirlene Silva dari departemen kesehatan, sanitasi, dan lingkungan setempat (Semma) mengatakan kepada Brasil Journal O Liberal, bahwa mereka menemukan paus karena banyaknya burung pemangsa yang berkerumun.
Baca Juga: Perekat Persaudaraan, Menyimak Tradisi Cium Hidung Henge'do di NTT
''Burung nasar terlihat berputar-putar di atas bangkai paus tersebut,'' imbuhnya.
Tak lama kemudian mereka langsung menuju lokasi untuk memeriksa bangkai paus bungkuk itu.
Baca Juga: Melihat Cyrene, Situs Bersejarah di Libya yang Diserbu Maling
Ahli biologi dari Institut Bischo D'agua telah dipanggil untuk mengumpulkan sampel forensik.
Mereka akan melakukan penelitian terhadap apa yang menyebakan kematian pada paus tersebut.
''Kami percaya paus ini tersesat dan terpisah selama siklus migrasi antara dua benua,'' ungkap salah seorang ali biologi.
Baca Juga: Stres dengan Rutinitas? Jernihkan Pikiran di Air Terjun Cunca Rami NTT
''Kami akan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang bisa kami dapatkan untuk mengidentifikasi apakah paus ini tertabrak perahu atau sempat terjaring,'' imbuhnya.
Para peneliti mengatakan hanya otopsi yang akan menentukan penyebab kematian paus bungkuk malang ini.
Pemeriksaan diperkirakan akan memakan waktu hingga sepuluh hari.
Sampai saat ini tidak ada rencana untuk memindahkan paus ini karena ukurannya yang besar dan berat.
Terlebih lokasi di hutan Amazon sangat sulit untuk diakses alat transportasi berukuran besar.
Mereka hanya akan melakukan pembedahan bangkai paus di tempat untuk mengumpulkan sampel.
Sisa kerangka paus akan dikirim ke Goeldi Natural History Museum di Belem untuk studi selanjutnya.