Guideku.com - Di Desa Adat Kedonganan, Bali, upacara mandi lumpur, Mebuug Buugan diadakan rutin setiap tahunnya.
Ritual yang berlangsung sejak tahun 1920-an ini dimaksudkan sebagai simbol pembersihan diri pasca Nyepi.
Guideku.com mencatat 4 fakta menarik seputar Mebuug Buugan yang patut kamu ketahui. Apa saja?
Baca Juga: Mirip Syahrini, Video Penjual Sayur Cantik di Pasar Ini Mendadak Viral
Mulai dihidupkan kembali
Sempat terhenti saat erupsi Gunung Agung terjadi tahun 1963 dan tragedi berdarah tahun 1965 meledak, upacara unik ini dihidupkan kembali tahun 2015.
Siapa saja diperkenankan ikut
Baca Juga: Ketika Piring Daun Pisang Diadaptasi Bule, Seperti Apa?
Upacara tradisional ini pun tak membatasi keikutsertaan pesertanya, siapa pun diperkenankan turut mandi lumpur dalam upacara Mebuug Buugan, termasuk wisatawan mancanegara.
Dibalut Pakaian Adat Bali
Baca Juga: Simpan Ratusan Ribu Jenazah Manusia, Gini Penampakan Museum Pitt Rivers
Syarat mengikuti ritual ini pun terbilang mudah yakni cukup dengan dibalut pakaian adat bali nan sederhana macam sarung khas Negeri Dewata.
Berkotor-kotor dahulu, bersihkan diri kemudian
Baca Juga: Mengintip Pesona Gereja Bawah Tanah, Bet Giyorgis di Ethiopia
Prosesi Mebuug Buugan dilakukan dengan berkumpul di catuspata (tugu di perempatan Bali) Desa Adat Kedonganan.
Para peserta diarahkan untuk berjalan kaki menuju hutan mangrove hingga akhirnya menceburkan diri ke gundukan lumpur hitam.
Selepasnya, para peserta berarak menuju Pantai Kedonganan. Membasuh diri dengan air pantai sebagai simbol membersihkan diri dari segala hal buruk.