Guideku.com - Tanggal 16 April kemarin, tagar #Remember0416 dan topik mengenai tenggelamnya kapal feri Sewol kembali dibicarakan di jagat maya.
Meski sudah 5 tahun berlalu, tragedi feri Sewol yang berlayar dari Incheon ke Jeju, Korea Selatan itu masih menyisakan duka.
Pasalnya, dari total 476 penumpang, sebanyak 304 penumpang tewas tenggelam karena terjebak di dalam kapal.
Baca Juga: 4 Kesamaan Jatuhnya Ethiopian Airlines dan Lion Air JT 610
Yang lebih miris, sebagian besar dari korban tenggelam tersebut merupakan siswa SMA Danwon yang sedang melakukan karya wisata.
Banyaknya jumlah korban sendiri diduga karena kapten kapal saat itu menyuruh penumpang agar tetap diam di kapal.
Di sisi lain, kapten dan perwira kapal malah memilih kabur dan diselamatkan lebih dulu.
Baca Juga: Nyaris Setahun, Penyebab Kecelakaan Pesawat Tragis di Nepal Terungkap!
Dilansir dari Asia One, ada pula dugaan bahwa pejabat pemerintah Korea Selatan sengaja menutup-nutupi kebenaran di balik insiden ini.
Saat itu, mantan presiden Korea Selatan Park Geun-hye dan salah seorang menterinya dituduh sengaja tidak bersikap tanggap dan menghalangi evakuasi.
''Apa yang kita inginkan tidak banyak. Kami ingin para kriminal dan pembunuh yang meminta korban bertahan di kapal tenggelam dihukum,'' ujar ayah salah seorang korban.
Baca Juga: Jalanan Tenggelam dan Turis Terjebak, Ini Akibat Banjir Venesia
''Apa yang ingin kami tahu adalah kenapa korban tidak lekas diselamatkan ketika masih ada waktu dan kenapa mereka tidak disuruh meninggalkan kapal. Kami ingin tahu apakah ini karena pemerintah tidak kompeten atau ada alasan lain.''
Hingga kini, berbagai macam petisi mengenai investigasi kapal feri Sewol pun masih terus beredar.
Sayangnya, meski 5 sudah tahun berlalu, kebenaran di balik tenggelamnya kapal feri Sewol masih belum terungkap.