Guideku.com - Saat musim tanam di Kecamatan Wonoasih, Probolinggo dimulai, area persawahan akan digenangi air sebelum dibajak dan ditanami padi.
Petani setempat lantas memanfaatkan kondisi ini untuk mengadakan gelaran Karapan Sapi Brujul. Bagi masyarakat Wonoasih, karapan sapi merupakan event suka cita menyambut periode tanam baru.
Baca Juga: Serunya Pidakala War, Festival Lempar Kotoran Sapi di India
Potensi wisata ini lantas dikembangkan Pemerintah Probolinggo dengan melakukan promosi karapan sapi secara gencar-gencaran.
Karapan sapi yang tadinya terbatas hanya diikuti peserta lokal Probolinggo, kini diikuti peserta dari kota-kota lain macam Pasuruan, Lumajang hingga Bondowoso.
Mereka hadir dengan semangat merengkuh trofi Piala Gubernur Jawa Timur.
Baca Juga: Kocak, Sedang Ramai Pembeli Supermarket Ini Mendadak Diserbu Sapi Liar
Setiap tahunnya, event karapan sapi nan meriah ini diadakan di areal persawahan di Jalan KH Syafii, Kelurahan Jrebeng Kidul, Wonoasih, Probolinggo.
Saat turnamen berlangsung, air dan lumpur memenuhi petak tanah seluas 175 x 35 meter. Dan kerumunan warga dengan antusias bersuka cita, bermandikan lumpur menyimak jalannnya turnamen karapan sapi berlangsung.
Baca Juga: Turis Rusia Tidur di Kuburan Probolinggo, Ini Kisahnya
Meski demikian, catatan khusus untuk event ini menyoal derita sapi-sapi yang dilecut sepanjang 'pesta rakyat' berlangsung tentu tak bisa serta merta dilepaskan begitu saja.
Maka pertanyaan selanjutnya, mungkinkah gelaran serupa diadakan tanpa harus menyiksa mahluk hidup lain? Menurutmu?