Guideku.com - Siapa yang tidak terpesona dengan eksotisnya satwa lumba-lumba? Kehadiran mamalia ini begitu menarik perhatian kita sebagai manusia.
Tak jarang, kedekatan antara lumba-lumba dan manusia ini begitu kontroversial.
Sejumlah konservasionis mengatakan bahwa keingintahuan kita terhadap mamalia laut yang cerdas ini menempatkan mereka pada risiko serius.
Baca Juga: Bikin Ngiler, Restoran di Selandia Baru Ini Ciptakan Menu Pizza Spageti
Dilansir GuideKu.com dari laman Fox News, Senin (2/9/19) itu sebabnya, pejabat pemerintahan di Selandia Baru belum lama ini melarang layanan pariwisata yang menawarkan fasilitas berenang dengan lumba-lumba.
Wilayah teluk di Selandia Baru sendiri telah mengalami penurunan populasi lumba-lumba berjenis hidung botol sebesar 66 persen.
Departemen Konservasi Selandia Baru mengatakan bahwa, hanya ada 19 lumba-lumba hidung botol yang sekarang secara teratur mengunjungi wilayah lepas pantai barat negara tersebut.
Baca Juga: Mendebarkan, Ini 5 Momen Mandy Moore Mendaki Gunung di Selandia Baru
Otoritas lingkungan setempat juga telah membatasi wisata perahu untuk menonton lumba-lumba.
Wisatawan hanya boleh melihat lumba-lumba tersebut pada pagi dan sore hari selama 20 menit saja.
Para pecinta lingkungan mengatakan bahwa keberadaan manusia dapat membuat lumba-lumba takut dan mengganggu aktivitas alami mereka.
Baca Juga: Hasilkan Miliaran Rupiah, 5 Fakta Perburuan Sadis Lumba-lumba di Jepang
Pemerintah setempat juga mempertimbangkan satu daerah di Selandia Baru yang akan dijadikan sebagai tempat perlindungan mamalia laut.
Selandia Baru bukan satu-satunya negara yang melarang adanya wisata berenang bersama lumba-lumba.
Hawaii juga telah mempertimbangkan untuk melarang praktik tersebut karena kekhawatiran akan populasi lumba-lumba yang semakin langka.