Bangladesh Blokir Akses Komunikasi Jutaan Pengungsi Rohingya

Minoritas yang kian tertindas.

Dany Garjito | Aditya Prasanda
Senin, 09 September 2019 | 07:00 WIB
(Wikimedia Commons Firdaus Latif)

(Wikimedia Commons Firdaus Latif)

Guideku.com - Atas alasan 'keamanan', pemerintah Bangladesh menginstruksikan seluruh operator seluler di negara itu menutup akses telekomunikasi di kamp pengungsi Rohingya di kota Cox's Bazar.

Perintah yang dirilis per 2 September tersebut mengharuskan operator seluler setempat memutus jaringan mereka paling lambat tujuh hari setelah instruksi itu diumumkan.

Sesaat setelah pengungsi Rohingya melarikan diri dari Myanmar, Bangladesh sesungguhnya telah melakukan pemblokiran jaringan komunikasi di kamp Rohingya sejak September 2017. Namun dekrit tersebut tak sepenuhnya diterapkan.

Otoritas Bangladesh mengklaim pemblokiran tersebut dimaksudkan untuk mengurangi tingkat kriminalitas di kamp Rohingya.

"Para pengungsi telah 'menyalahgunakan' layanan telepon seluler untuk menyelundupkan pil metamfetamin atau yaba. Pemblokiran ini akan membawa dampak positif. Saya menjamin tindak kriminal akan berkurang," kata Ikbal Hossain, juru bicara departemen kepolisian Cox's Bazar seperti dikutip Suara.com dari AFP.

Aparat keamanan Cox's Bazar menyebut telah menangani sejumlah kasus kriminal dari pembunuhan, perampokan hingga perang antar keluarga di kamp tersebut. Tercatat, sejak minoritas Rohingya berpindah ke Bangladesh akhir 2017 silam, pasukan keamanan setempat telah menembak mati 34 pengungsi Rohingya. Sebagian besar alasan penembakan tersebut ditengarai perdagangan yaba.

Laporan VICE ASIA menyebut tak sedikit pihak yang menilai pemblokiran akses komunikasi itu tak terkait sama sekali dengan pemberantasan tindak kriminal.

Pembatasan tersebut juga dinilai akan semakin mengisolasi penduduk Rohingya dari keluarga mereka di Myanmar. Mereka yang telah didiskriminasi akan kian ditindas dengan kebijakan tersebut.

"Kebijakan itu justru menindas minoritas Rohingya yang telah didiskriminasi. Pengungsi dapat melakukan tindakan buruk seperti kekerasan hingga ekstremisme pada penghuni Bangladesh jika akses komunikasi mereka dibatasi," ujar seorang pejabat PBB seperti dikutip GuideKu.com dari Aljazeera.

Berita Terkait TERKINI
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak