Potret Keistimewaan Yogyakarta dari Fotografi Sejarah

Pameran ini dipilih sebagai salah satu cara penyebarluasan informasi keistimewaan DIY.

Dany Garjito
Sabtu, 26 Oktober 2019 | 21:00 WIB
Pengunjung melihat karya visual yang dipamerkan dalam pameran fotografi bertajuk “Jogja Istimewa dalam Cerita” di Sonobudoyo, Yogyakarta pada Jumat (25/10/2019). [Suara.com/Putu Ayu P]

Pengunjung melihat karya visual yang dipamerkan dalam pameran fotografi bertajuk “Jogja Istimewa dalam Cerita” di Sonobudoyo, Yogyakarta pada Jumat (25/10/2019). [Suara.com/Putu Ayu P]

Guideku.com - Keistimewaan Yogyakarta tak perlu diragukan lagi. Yogyakarta sejak awal kemerdekaan sudah menjadi miniatur bagi keberagaman Indonesia.

Sejarah keberagaman Kota Parwisata ini coba ditampilkan Paniradya Kaistimewan Yogyakarta dalam pameran fotografi bertajuk “Jogja Istimewa dalam Cerita” di Sonobudoyo, Yogyakarta pada Jumat (25/10/2019).

Pameran kali ini dipilih sebagai salah satu cara penyebarluasan informasi keistimewaan DIY karena melihat keberagaman latar belakang budaya yang tumbuh di Jogja dalam bingkai fotografi.

Baca Juga: Event Wisata di Keraton Yogyakarta Bulan November, Termasuk Garebeg Mulud

"Beberapa tahun terakhir ini, fotografi memang mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak memasuki era revolusi digital. Sebuah foto tidak hanya mampu menggambarkan objek yang ada di dalamnya, akan tetapi sekaligus mampu menyebarluaskan informasi tertentu yang ingin disampaikan," papar Pimpinan Paniradya Kaistimewaan Beny Suharsono di sela pembukaan, seperti dikutip dari Suara.com.

Dalam pameran tersebut, berbagai keistimewaan Jogja sebagai kota pelajar dan tumbuh menjadi melting pot bagi banyak budaya, baik Nusantara maupun mancanegara ditampilkan dalam beragam karya foto. Kehidupan masyarakat Jogja yang istimewa yang menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan juga menghiasi lorong pameran hingga Minggu (27/10/2019) besok.

Banyak pesan moral yang ingin disampaikan lewat karya-karya foto di pameran. Semisal hidup bersama dalam masyarakat dengan aneka latar belakang budaya dituntut adanya solidaritas atau kesetiakawanan sosial antar anggota masyarakat, baik dalam keadaan senang maupun susah.

Baca Juga: Lestari Nggak Nyangka Eksperimennya Goreng Kerupuk di Tengah Jalan Viral

Masyarakat satu sama lain harus tolong-menolong, bantu-membantu. Sehingga setiap permasalahan yang timbul dapat dihadapi dan diselesaikan lebih ringan.

"Terlebih lagi, dalam menangani urusan yang berkaitan dengan kepentingan bersama, antaranggota masyarakat hendaknya seia-sekata, bergotong royong bahu-membahu merampungkan urusan bersama dengan sebaik-baiknya," paparnya.

Kontributor: Putu Ayu Palupi

Baca Juga: RA Nadia Ayu, Abdi Dalem Keraton Yogyakarta yang Menarik Atensi Warganet

SUARA.com/Chandra Iswinarno

Berita Terkait TERKINI
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak